KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah
SWT karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah
ini. Shalawat serta salam tak lupa pula kami panjatkan kepada junjungan
Nabi besar Muhammad SAW sang pangeran yang telah membawa kita dari alam
kejahiliyaan kepada alam yang penuh dengan pengetahuan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif
sangat penulis harapkan demi sempurnanya makalah ini. Penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca
pada umumnya.
Petaling,
22 April 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan pada dasarnya merupakan
suatu proses pengembangan potensi individu. Melalui pendidikan, potensi yang
dimiliki oleh individu akan diubah menjadi kompetensi. Kompetensi mencerminkan
kemampuan dan kecakapan individu dalam melakukan suatu tugas atau pekerjaan.
Tugas pendidik atau guru dalam hal ini adalah memfasilitasi anak didik sebagai
individu untuk dapat mengembangkan potensi yang dimiliki menjadi kompetensi
sesuai dengan cita-citanya. Oleh karenanya program pendidikan dan pembelajaran
seperti yang berlangsung saat ini harus lebih diarahkan atau lebih berorientasi
kepada invidu peserta didik.
Kenyataan menunjukkan bahwa program
pendidikan yang berlangsung saat ini lebih banyak dilaksanakan dengan cara
membuat generalisasi terhadap potensi dan kemampuan siswa. Hal ini disebabkan
karena kurangnya pemahaman pendidik tentang karakteristik individu. Salah satu
karakteristik penting dari individu yang perlu dipahami oleh guru sebagai
pendidik adalah bakat dan kecerdasan individu. Guru yang tidak memahami
kecerdasan anak didik akan memiliki kesulitan dalam memfasilitasi proses
pengembangan potensi individu menjadi yang dicita-citakan. Generalisasi terhadap
kemampuan dan potensi individu memberikan dampak negatif yaitu siswa tidak
memiliki kesempatan untuk mengembangkan secara optimal potensi yang ada pada
dirinya. Barangkali rendahnya mutu keluaran persekolahan yang dirasakan saat
ini sebagai akibat penanganan salah yang telah dilakukan oleh sistem
persekolahan saat ini sehingga kita telah kehilangan bakat-bakat cemerlang.
Individu-individu yang cerdas tidak dapat mengembangkan potensi diri mereka
secara optimal.
Teori Kecerdasan majemuk (Multiple
Inteligence) yang dikemukakan oleh Howard Gardner – seorang
professor psikologi dari Harvard University akan dijadikan acuan untuk
lebih memahami bakat dan kecerdasan individu. Makalah ini bertujuan untuk membahas
dan lebih memahami tentang upaya yang perlu dilakukan oleh guru sebagai pendidik
dalam membantu memfasilitasi pengembangan potensi individu peserta didik agar
dapat meningkatkan kecerdasan logika matematika pada peserta didik.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kecerdasan Logika Matematika
Kecerdasan
merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat suatu masalah,
lalu menyelesaikan masalah tersebut atau membuat sesuatu yang dapat berguna
bagi oranglain.Kecerdasan dapat dimaknai sebagai kemampuan untuk menyelesaikan masalah.
Kecerdasan berkaitan dengan daya pikir dan perkembangan kognitif.
Multiple Intelligences
adalah sebuah penilaian yang melihat secara deskriptif bagaimana individu
menggunakan kecerdasannya untuk memecahakan masalah dan menghasilkan kesatuan. Kecerdasan
logika matematis merupakan salah satu kecerdasan yang terdapat dalam kecerdasan
multiple intelegences. Setiap anak
memiliki kemampuan yang berbeda-beda, maka dalam hal ini tergantung para guru
dan orang tuanya lah dalam membantu perkembangan anak-anaknya. Kecerdasan
logis matematis memuat kemampuan seseorang dalam berpikir secara induktif dan
deduktif, berpikir menurut aturan logika, memahami dan menganalisis pola angka-angka,
serta memecahkan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir.
Thomas
Amstrong menyatakan bahwa kecerdasan ini merupakan kecerdasan dalam mengolah
kata. Seperti kecerdasan para jurnalis, juru cerita, penyair, dan pengacara.
Orang yang cerdas dalam bidang ini, mereka dapat berargumentasi, meyakinkan
orang, menghibur, atau mengajar dengan efektif lewat kata-kata yang
diucapkannya. Mereka juga senang bermain-main dengan bunyi bahasa melalui
teka-teki kata, permainan kata (pun) dan touge twister.
Slamet
suyanto juga mengatakan bahwa kecerdasan logika matematika adalah kemampuan
yang berkaitan dengan penggunaan bilangan dan logika. Jalan pikiran bernalar
dengan mudah mengembangkan pola sebab akibat. Pengembangan intelegensi
matematis logis anak-anak dapat diasah dengan bermain maze, bermain
balok dan sebagainya. Anak yang memiliki intelegensi matematis logis umumnya
mampu mengenal dan mengerti konsep jumlah, waktu dan prinsip sebab-akibat,
mampu mengamati objek dan mengerti fungsi dari objek tersebut dan pandai dalam
pemecahan masalah yang menuntut pemikiran logis.
Dalam
buku Smart Baby’s Brain, Armstrong juga mengatakan bahwa anak-anak yang
memiliki kecerdasan logika matematika adalah “anak-anak yang memiliki
kemampuan-kemampuan matematika berpikir melalui pola-pola dan hubungan-hubungan
yang abstrak, mereka belajar dengan cara menggunakan teka-teki dan permainan
logika”.
B.
Cara
Mengembangkan Kecerdasan Logika pada anak
Menyelesaikan puzzle, dapat juga dengan
permainan lain seperti ular tangga dan domino. Permainan ini akan membantu anak
dalam latihan mengasah kemampuan memecahkan berbagai masalah menggunakan
logika.
Mengenal bentuk geometri dapat dimulai dengan
kegiatan sederhana sejak anak masih bayi, misalnya dengan menggantung berbagai
bentuk geometri sebagai warna. Untuk anak usia TK permainan ini dengan cara
permainan mengelompokkan.
Mengenalkan bilangan melalui sajak berirama dan
lagu, pengenalan bilangan melalui nyanyian anak-anak atau dapat juga membuat
sajak berirama dan lagu tentang pengenalan bilangan dan konsep berhitung versi
sendiri.
Eksplorasi pikiran, melalui diskusi dan olah
pikir ringan, dengan obrolan ringan, misalnya mengaitkan pola hubungan
sebab-akibat perbandingan atau pengenalan bilangan dengan topik yang menarik
bagi anak, bermain tebak-tebakan, bisa berupa teka-teki atau tebak-tebakan.
Pengenalan pola. Permainan menyusun pola
tertentu dengan menggunakan kancing warna-warni, pengamatan atas berbagai
kejadian sehari-hari, sehingga anak dapat mencerna dan memahaminya sebagai
hubungan sebab akibat
eksperimen di dalam membawa anak
berjalan-jalan keluar rumah biarkan anak bereksplorasi dengan alam.
Memperkaya pengalaman berinteraksi dengan
konsep matematika, dapat dengan cara mengikutsertakan anak belanja membantu
mengecek barang yang sudah masuk dalam kereta belanjaan, mencermati berat
ukuran barang yang kita beli, memilih dan mengelompokkan sayur-mayur maupun
buah yang akan dimasak.
Games penuh strategi dan bereksperimen.
Berikan PR dengan porsi lebih baik dari segi
kualitas maupun kuantitaas soal.
Menghitung soal-soal matematika sederhana di
kepala (berapa 1+1 dalam 5 detik), pelajari cara menggunakan sempoa,
sering-sering mengisi tekaa-teki silang/asah otak lainnya.
C.
Ciri-Ciri dan Karakter Anak yang Mempunyai Kecerdasan Logika
Matematika
Peserta
didik dengan kecerdasan logis matematis tinggi cenderung menyenangi kegiatan menganalisis
dan mempelajari sebab akibat terjadinya sesuatu. Ia menyenangi berpikir. Secara
konseptual, misalnya menyusun hipotesis dan mengadakan kategorisasi dan klasifikasi
terhadap apa yang dihadapinya. Peserta didik semacam ini cenderung menyukai aktivitas
berhitung dan memiliki kecepatan tinggi dalam menyelesaikan problem matematika.
Apabila kurang memahami, mereka akan cenderung berusaha untuk bertanya dan
mencari jawaban atas hal yang kurang dipahaminya itu. Mereka juga sangat
menyukai berbagai permainan yang banyak melibatkan kegiatan berpikir aktif diantaranya
bermain catur dan bermain teka-teki.
Dengan demikian seseorang yang memiliki kecerdasar logis matematis yang tinggi
akan terampil dalam melakukan hitungan atau kuantifikasi, cengemukakan proposisi
dan hipotesis dan melakukan operasi matematis yang kompleks. Contoh – contoh
orang yang memiliki kecerdasan matematis logis adalah ilmuwan, matematikawan,
akuntan, insinyur, dan program komputer
Menurut
tahap perkembangannya dapat dilihat, peningkatan kecerdasan logika matematika
pada anak, antara lain:
0 – 1 tahun
|
Anak sangat suka mengamati apa
saja yang ada disekitarnya yang dapat dijangkau dengan mudah
|
1,5 – 2,5 tahun
|
Ia akan mulai mengklasifikasi
objek objek mungkin berdasarkan warna, bentuk dan fungsi. Atau apabila diusia
ini anak mulai berbicara, kesadaran terhadap konsep “besar” dan “kecil” akan
berkembang dan memasuki tingkatan konsep “lebih besar” atau “lebih kecil”
dengan membandingkan berbagai benda.
|
3 – 4 tahun
|
Anak menyukai kegiatan menyusun
benda berdasasrkan urutan kecil ke besar. Diusia ini anak telah berada dalam
tahap perkembangan berpikir untuk menimbang dan mengukur.Anak usia 3 tahun
sudah mulai menyadari konsep pola tertentu, misal kancing yang disusun dengan
pola warna tertentu biru, merah, kuning, hijau, anak usia ini sudah dapat
meniru susunan dengan pola yang samaKonsep logika lain yang mulai berkembang
adalah konsep tentang hubungan sebab akibat.
Hal hal yang relatif bisa diukur :
|
4 – 5 tahun
|
Anak biasanya sudah mulai memahami
konsep bilangan, dan berkembang kepekaannya terhadap konsep ukuran ukuran
yang ada disekitarnyaHal hal yang relatif bisa diukur :
|
Risang Melati juga mengemukakan bahwa untuk memahami anak-anak yang
mempunyai kecerdasan logika dapat dilihat melalui beberapa cara, antara lain:
Mengelompokkan
benda dengan berbagai cara yang diketahui anak. Misalnya: menurut warna,
bentuk, ukuran, jenis dan lain-lain.
Menunjuk
sebanyak-banyaknya benda, hewan, tanaman yang mempunyai warna, bentuk atau
ukuran atau menurut cirri-ciri tertentu.
Mencoba
dan menceritakan apa yang terjadi jika: warna dicampur, proses pertumbuhan
tanaman (biji-bijian, umbi-umbian, batang-batangan) balon ditiup lalu
dilepaskan, benda-benda dimasukkan kedalam air: apakah terapung, melayang,
tenggelam, benda-benda yang dijatuhkan (gravitasi), kaca pembesar, mencoba dan
membedakan bermacam-macam rasa, baud an suara.
Membilangkan
atau menyebut urutan bilangan minimal 1-10.
Membilang
dengan menunjuk benda (mengenal konsep bilangan dengan benda-benda sampai 5).
Mengelompokkan bentuk-bentuk geometri
(lingkaran, segi empat, segitiga).
Memasang
benda-benda dengan pasangannya.
Bembedakan
konsep kasar-halus melalui panca indra.
Menyebut
konsep depan-belakang-tengah, atas-bawah, luar-dalam,
pertama-terakhir-diantara, keluar-masuk, naik-turun, maju-mundur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar Anda