PERAN ORANG TUA DALAM PERKEMBANGAN BAHASA ANAK
“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia
tetapi amalan-amalan yang kekal lagi
shalih adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta
lebih baik menjadi harapan”
(Al-Kahfi: 46)
Setiap anak adalah
tumpukan cinta kasih kedua orang tuanya. Anak merupakan amanat ditangan kedua orang tuanya dan
kalbunya yang masih bersih merupakan permata yang sangat berharga. Jika ia
dibiasakan untuk melakukan kebaikan (dalam lingkungan rumah tangga dan
lingkungan sosial), niscaya dia akan tumbuh menjadi baik dan menjadi orang yang
bahagia di dunia dan di akhirat. Sebaliknya, jika dibiasakan dengan keburukan
(dalam lingkungan rumah tangga dan lingkungan sosial) serta ditelantarkan,
niscaya dia akan menjadi orang yang celaka dan berdampak sangat buruk bagi perkembangan
baik fisik, mental, maupun spiritual sang anak.
Keluarga (orang tua)
adalah tempat utama dan pertama bagi anak untuk mendapatkan pendidikan. Sebagai
orang tua, kita harus dapat bertindak bijaksana, agar si anak memperoleh dan
dapat menggunakan bahasa dengan baik. Dan kita harus tahu bagaimana caranya
memberi stimulus positif yang sesuai dengan perkembangannya.
Perkembangan bahasa pada anak tidak dapat
berlangsung dengan baik tanpa didukung aktif oleh orang tua dan pendidik. Selain
ibu, peran ayah pun juga sangat dibutuhkan dalam masa perkembangan bahasa anak.
Ayah juga harus menjadi teladan yang baik bagi anaknya, yaitu dalam mengucapkan
atau berkomunikasi dengan mengucapkan kata-kata yang penuh ilmu dan tuntunan
agama, tidak kasar, dan tidak membentak. Jika orang tua dan pendidik bekerja
sama dengan baik dalam memberikan teladan yang positif pada anak dalam
masa-masa perkembangannya baik fisik maupun mental maka anak kelak akan tumbuh
menjadi generasi penerus bangsa yang mulia budi pekertinya dan santun budi
bahasanya.
Dalam berkomunikasi,
bahasa merupakan alat yang penting bagi setiap orang. Melalui bahasalah
seseorang atau anak dapat mengekpresikan pikirannya, sehingga orang lain dapat
menangkap apa yang dipikirkan oleh anak.
Pada zaman dahulu banyak
orang berpendapat bayi-bayi yang baru lahir tidak dapat melihat sama sekali.
Namun, menurut saya bahwa bayi merah dapat melihat, walaupun hanya sekitar 20
cm. Dan dalam usia dua minggu mereka dapat memberi respon pada warna terang,
meski hanya mampu melihat benda-benda tersebut dalam bentuk dua dimensi. Bulan
demi bulan, jarak pandang ini akan bertambah.
Penggunaan bahasa yang baik dan benar
sebaiknya diajarkan sejak kecil. Karena biasanya seorang anak, akan mudah
sekali untuk meniru apa saja yang didengarkannya. Sebelum anak mampu berbicara dengan menggunakan bahasa, anak harus mampu
memahami bahasa itu terlebih dahulu. Tugas kita adalah membelajarkan anak
mengenai bahasa itu. Anak yang baru lahir (0 tahun) walaupun belum bisa
berbicara, mereka perlu diberi stimulus bahasa. Fungsi berbahasa merupakan
proses paling kompleks diatara seluruh fase perkembangan. Islam sangat menaruh
perhatian tinggi terhadap keseluruhan dan kebaikan anak sehingga islam
menganjurkan kira agar mengumandangkan adzan pada telinga anak ketika baru
lahir dan baru membuka mata pertama kali di dunia.
Dalam proses
memperoleh bahasa anak berlangsung tiga tahapan, yakni:
a.
Tahapan peniruan.
b.
Tahapan memahami makna.
c.
Menggunakan kata dalam komunikasi.
Berdasarkan tahapan
memperoleh bahasa anak di atas, orang tua dapat berperan agar anak dapat
memperoleh dan menggunakan bahasa dengan baik.
Pada tahap
pertama (tahap peniruan) kita harus sadar, bahwa segala sesuatu yang
didengar atau yang sengaja diperdengarkan kepada bayi akan senantiasa ditiru.
Baik kata-kata yang bermakna kurang baik maupun bermakna lebih baik. Jadi kita
sebagai orang tua harus memperhatikan bahasa kita terhadap bayi. Ajarlah bayi
berbicara dengan suara yang lembut, halus dan bahasa yang sopan. Anggaplah sang
bayi seakan-akan sudah mampu berbicara.
Dalam tahap kedua
(tahap memaknai makna) biasanya kata pertama si kecil belum terdengar
begitu jelas. Kita sendiri pun mungkin belum begitu dapat mengenali maknanya.
Sebagian besar bayi baru dapat mengucapkan kata-kata dengan benar setelah ia
berusia kurang lebih satu tahun. Bayi akan mempelajari makna dari satu kata.
Kemudian, sedikit demi sedikit belajar mengucapkannya. Jika kita ingin
mengajarinya, sebaiknya dengan cara mengulang satu kata secara terus menerus.
Setiap bulannya suku
kata yang dimiliki oleh sebagian besar anak yang baru mulai berbicara hanya
bertambah satu hingga tiga buah. Hal ini tidak disebabkan karena bayi kurang
cerdas atau bayi kurang stimulasi. Namun, salah satu faktor utamanya adalah
daya ingat bayi yang masih terbatas. Dan ini tidak menutup kemungkinan ada bayi
yang mampu mengucapkan lebih banyak dari itu. Tapi bayi seperti ini
kuantitasnya relatif sedikit dibanding yang tadi. Setelah usianya kurang lebih
18-24 bulan, barulah anak dapat menjadi lebih cepat dalam mempelajari berbagai
kata baru. Dan anak sudah bisa menggunakan kata “saya” dan “kamu” walaupun
sering kali penggunaanya belum tepat.
Untuk memberi
memotivasi anak untuk belajar bahasa, kita sebagai orang tua jangan memotong
setiap perkataan mereka. Dan jika kata-kata mereka terdengan kurang jelas, kita
dapat menanyakan kembali kepada anak tersebut.
Pada usia 3 tahun
anak sudah mampu menguasai 250 kata dan sudah dapat membentuk kalimat yang
terdiri dari 3 kata. Usia 3 tahun sering disebut masa emas, yang mana anak
lebih cepat menangkap dan menyimpan kosa kata baru. Jadi berhati-hatilah ketika
mengucapkan perkataan didepan anak.
Dalam tahap
ketiga (Menggunakan kata dalam komunikasi) orang tua sangat berperan,
disaat anak menggunakan kata-kata yang kurang tepat. Sebagai orang tua kita
dapat melakukan koreksi sederhana terhadap perkataan anak. koreksi sederhana
ini dapat diterapkan ketika anak usia 5 tahun yang mana dia sudah memahami
makna kata-kata yang baik atau makna kata-kata yang kurang baik.
Jadi walaupun kita
adalah orang yang super sibuk, sebaiknya kita tetap memberikan jatah waktu buat
anak. Ajak anak-anak berbincang-bincang. Amatilah perkembangannya secara
serius. Kehilangan satu tahap saja itu sudah dapat membuat diri kita juga
kehilangan momen-momen terpenting.
Sekali lagi yang perlu diingat oleh kedua
orang tua adalah jika seorang anak kurang mendapatkan perhatian dari orang tua,
besar kemungkinan dia akan menjadi seorang anak yang temperamental. Sang anak
menjadi bebas dalam melakukan segala hal kebaikan maupun keburukan. Sebagai
orangtua seharusnya memiliki kemampuan untuk memusatkan perhatian pada perilaku
positif serta tak lupa pada perilaku buruk sang anak.
Orang tua berkewajiban untuk mengajarkan
bahasa yang baik dan benar kepada anak-anaknya sejak kecil. Di lingkungan
remaja juga mempunyai andil yang sangat besar untuk mengajarkan berbahasa sehingga
akan menciptakan etika komunikasi yang baik. Seseorang akan memiliki nilai
kesopanan berbicara dan juga tingkah laku yang terpuji. Penggunaan bahasa yang
baik dapat mempermudah dalam menyampaikan informasi atau pendapat yang
diinginkan. Orang lain akan mengerti akan apa yang menjadi maksud dan tujuan
kita. Dalam kehidupan sehari-hari seharusnya menggunakan tata bahasa yang baik
supaya kita terbiasa untuk berkomunikasi secara lebih efektif. Manfaatnya
selain dihargai orang lain, kembali ke orang tua juga, sebab sang anak akan menjadi
orang yang menghargai orang lain dan kedua orang tua.
Kata-kata yang digunakan dalam berbicara
seseorang dapat mencerminkan kemampuan berpikir dan tingkat kepribadiannya.
Kepribadian seseorang yang baik dapat memilih apa saja yang harus diucapkan dan
dibicarakan. Tidak berlebihan jika seseorang yang pandai berbahasa, ia akan
merasa diterima dan dihargai oleh berbagai kalangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar Anda