Sabtu, 19 Mei 2012


PERAN ORANG TUA DALAM PERKEMBANGAN BAHASA ANAK



“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi
shalih adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik menjadi harapan”
(Al-Kahfi: 46)
                                                                                                     
Setiap anak adalah tumpukan cinta kasih kedua orang tuanya. Anak merupakan amanat ditangan kedua orang tuanya dan kalbunya yang masih bersih merupakan permata yang sangat berharga. Jika ia dibiasakan untuk melakukan kebaikan (dalam lingkungan rumah tangga dan lingkungan sosial), niscaya dia akan tumbuh menjadi baik dan menjadi orang yang bahagia di dunia dan di akhirat. Sebaliknya, jika dibiasakan dengan keburukan (dalam lingkungan rumah tangga dan lingkungan sosial) serta ditelantarkan, niscaya dia akan menjadi orang yang celaka dan berdampak sangat buruk bagi perkembangan baik fisik, mental, maupun spiritual sang anak.
Keluarga (orang tua) adalah tempat utama dan pertama bagi anak untuk mendapatkan pendidikan. Sebagai orang tua, kita harus dapat bertindak bijaksana, agar si anak memperoleh dan dapat menggunakan bahasa dengan baik. Dan kita harus tahu bagaimana caranya memberi stimulus positif yang sesuai dengan perkembangannya.
Perkembangan bahasa pada anak tidak dapat berlangsung dengan baik tanpa didukung aktif oleh orang tua dan pendidik. Selain ibu, peran ayah pun juga sangat dibutuhkan dalam masa perkembangan bahasa anak. Ayah juga harus menjadi teladan yang baik bagi anaknya, yaitu dalam mengucapkan atau berkomunikasi dengan mengucapkan kata-kata yang penuh ilmu dan tuntunan agama, tidak kasar, dan tidak membentak. Jika orang tua dan pendidik bekerja sama dengan baik dalam memberikan teladan yang positif pada anak dalam masa-masa perkembangannya baik fisik maupun mental maka anak kelak akan tumbuh menjadi generasi penerus bangsa yang mulia budi pekertinya dan santun budi bahasanya.
Dalam berkomunikasi, bahasa merupakan alat yang penting bagi setiap orang. Melalui bahasalah seseorang atau anak dapat mengekpresikan pikirannya, sehingga orang lain dapat menangkap apa yang dipikirkan oleh anak.
Pada zaman dahulu banyak orang berpendapat bayi-bayi yang baru lahir tidak dapat melihat sama sekali. Namun, menurut saya bahwa bayi merah dapat melihat, walaupun hanya sekitar 20 cm. Dan dalam usia dua minggu mereka dapat memberi respon pada warna terang, meski hanya mampu melihat benda-benda tersebut dalam bentuk dua dimensi. Bulan demi bulan, jarak pandang ini akan bertambah.
Penggunaan bahasa yang baik dan benar sebaiknya diajarkan sejak kecil. Karena biasanya seorang anak, akan mudah sekali untuk meniru apa saja yang didengarkannya. Sebelum anak mampu berbicara dengan menggunakan bahasa, anak harus mampu memahami bahasa itu terlebih dahulu. Tugas kita adalah membelajarkan anak mengenai bahasa itu. Anak yang baru lahir (0 tahun) walaupun belum bisa berbicara, mereka perlu diberi stimulus bahasa. Fungsi berbahasa merupakan proses paling kompleks diatara seluruh fase perkembangan. Islam sangat menaruh perhatian tinggi terhadap keseluruhan dan kebaikan anak sehingga islam menganjurkan kira agar mengumandangkan adzan pada telinga anak ketika baru lahir dan baru membuka mata pertama kali di dunia.
Dalam proses memperoleh bahasa anak berlangsung tiga tahapan, yakni:
a.       Tahapan peniruan.
b.      Tahapan memahami makna.
c.       Menggunakan kata dalam komunikasi.

Berdasarkan tahapan memperoleh bahasa anak di atas, orang tua dapat berperan agar anak dapat memperoleh dan menggunakan bahasa dengan baik.
Pada tahap pertama (tahap peniruan) kita harus sadar, bahwa segala sesuatu yang didengar atau yang sengaja diperdengarkan kepada bayi akan senantiasa ditiru. Baik kata-kata yang bermakna kurang baik maupun bermakna lebih baik. Jadi kita sebagai orang tua harus memperhatikan bahasa kita terhadap bayi. Ajarlah bayi berbicara dengan suara yang lembut, halus dan bahasa yang sopan. Anggaplah sang bayi seakan-akan sudah mampu berbicara.
Dalam tahap kedua (tahap memaknai makna) biasanya kata pertama si kecil belum terdengar begitu jelas. Kita sendiri pun mungkin belum begitu dapat mengenali maknanya. Sebagian besar bayi baru dapat mengucapkan kata-kata dengan benar setelah ia berusia kurang lebih satu tahun. Bayi akan mempelajari makna dari satu kata. Kemudian, sedikit demi sedikit belajar mengucapkannya. Jika kita ingin mengajarinya, sebaiknya dengan cara mengulang satu kata secara terus menerus.
Setiap bulannya suku kata yang dimiliki oleh sebagian besar anak yang baru mulai berbicara hanya bertambah satu hingga tiga buah. Hal ini tidak disebabkan karena bayi kurang cerdas atau bayi kurang stimulasi. Namun, salah satu faktor utamanya adalah daya ingat bayi yang masih terbatas. Dan ini tidak menutup kemungkinan ada bayi yang mampu mengucapkan lebih banyak dari itu. Tapi bayi seperti ini kuantitasnya relatif sedikit dibanding yang tadi. Setelah usianya kurang lebih 18-24 bulan, barulah anak dapat menjadi lebih cepat dalam mempelajari berbagai kata baru. Dan anak sudah bisa menggunakan kata “saya” dan “kamu” walaupun sering kali penggunaanya belum tepat.
Untuk memberi memotivasi anak untuk belajar bahasa, kita sebagai orang tua jangan memotong setiap perkataan mereka. Dan jika kata-kata mereka terdengan kurang jelas, kita dapat menanyakan kembali kepada anak tersebut. 
Pada usia 3 tahun anak sudah mampu menguasai 250 kata dan sudah dapat membentuk kalimat yang terdiri dari 3 kata. Usia 3 tahun sering disebut masa emas, yang mana anak lebih cepat menangkap dan menyimpan kosa kata baru. Jadi berhati-hatilah ketika mengucapkan perkataan didepan anak.
Dalam tahap ketiga (Menggunakan kata dalam komunikasi) orang tua sangat berperan, disaat anak menggunakan kata-kata yang kurang tepat. Sebagai orang tua kita dapat melakukan koreksi sederhana terhadap perkataan anak. koreksi sederhana ini dapat diterapkan ketika anak usia 5 tahun yang mana dia sudah memahami makna kata-kata yang baik atau makna kata-kata yang kurang baik.
Jadi walaupun kita adalah orang yang super sibuk, sebaiknya kita tetap memberikan jatah waktu buat anak. Ajak anak-anak berbincang-bincang. Amatilah perkembangannya secara serius. Kehilangan satu tahap saja itu sudah dapat membuat diri kita juga kehilangan momen-momen terpenting.
Sekali lagi yang perlu diingat oleh kedua orang tua adalah jika seorang anak kurang mendapatkan perhatian dari orang tua, besar kemungkinan dia akan menjadi seorang anak yang temperamental. Sang anak menjadi bebas dalam melakukan segala hal kebaikan maupun keburukan. Sebagai orangtua seharusnya memiliki kemampuan untuk memusatkan perhatian pada perilaku positif serta tak lupa pada perilaku buruk sang anak.
Orang tua berkewajiban untuk mengajarkan bahasa yang baik dan benar kepada anak-anaknya sejak kecil. Di lingkungan remaja juga mempunyai andil yang sangat besar untuk mengajarkan berbahasa sehingga akan menciptakan etika komunikasi yang baik. Seseorang akan memiliki nilai kesopanan berbicara dan juga tingkah laku yang terpuji. Penggunaan bahasa yang baik dapat mempermudah dalam menyampaikan informasi atau pendapat yang diinginkan. Orang lain akan mengerti akan apa yang menjadi maksud dan tujuan kita. Dalam kehidupan sehari-hari seharusnya menggunakan tata bahasa yang baik supaya kita terbiasa untuk berkomunikasi secara lebih efektif. Manfaatnya selain dihargai orang lain, kembali ke orang tua juga, sebab sang anak akan menjadi orang yang menghargai orang lain dan kedua orang tua.
Kata-kata yang digunakan dalam berbicara seseorang dapat mencerminkan kemampuan berpikir dan tingkat kepribadiannya. Kepribadian seseorang yang baik dapat memilih apa saja yang harus diucapkan dan dibicarakan. Tidak berlebihan jika seseorang yang pandai berbahasa, ia akan merasa diterima dan dihargai oleh berbagai kalangan.