A.
PERILAKU ANAK TERHADAP SAUDARA-SAUDARANYA
a. Mencintai Saudara Termasuk Kesempurnaan iman.
عَنْ أَبِيْ حَمْزَةَ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ خَادِمِ رَسُوْل الله عَنْ النَّبِي قَالَ : لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
Dari Abu Hamzah Anas bin Malik, khadim (pembantu) Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, Beliau berkata, “Tidaklah seseorang dari kalian sempurna imannya, sampai ia mencintai untuk saudaranya sesuatu yang ia cintai untuk dirinya”.
عَنْ أَبِيْ حَمْزَةَ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ خَادِمِ رَسُوْل الله عَنْ النَّبِي قَالَ : لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
Dari Abu Hamzah Anas bin Malik, khadim (pembantu) Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, Beliau berkata, “Tidaklah seseorang dari kalian sempurna imannya, sampai ia mencintai untuk saudaranya sesuatu yang ia cintai untuk dirinya”.
b. Memilih Teman yang Baik
Orang tua wajib mengarahkan anak-anak, serta menekankan mereka untuk
memilih kawan, teman duduk maupun teman dekat yang baik. Hendaknya orang tua
menjelaskan kepada anak tentang manfaat di dunia dan di akhirat apabila duduk
dan bergaul dengan orang-orang shalih, dan bahaya duduk dengan orang-orang yang
suka melakukan kejelekan ataupun teman yang jelek. (Fiqh Tarbiyatil Abna`, hal.
154)
Sudah menjadi kewajiban orang tua untuk mencari tahu
setiap keadaan anak, menanyakan tentang teman-temannya. Betapa banyak terjadi
seorang anak yang jelek mengajak teman-temannya untuk berbuat kemungkaran dan
kerusakan, serta menghiasi perbuatan jelek dan dosa di hadapan teman-temannya. Padahal anak kecil seringkali meniru, suka
menuruti keinginannya serta suka mencari pengalaman baru. Oleh karena itu,
orang tua hendaknya berupaya agar anak berteman dengan teman-teman yang baik
dan shalih, serta berasal dari keluarga yang baik. Di samping itu juga berupaya
untuk memuliakan teman-teman si anak agar mudah memberi bimbingan dan arahan
pada mereka dan mereka pun akan bersikap lembut di hadapan orang tua. (Fiqh
Tarbiyatil Abna`, hal. 155)
Bila suatu ketika orang tua
mendapati anaknya berbuat kejelekan dan kerusakan, tidak mengapa orang tua
berusaha mencari tahu tentang keadaan anaknya. Walaupun dengan hal itu mereka terpaksa melakukan salah satu bentuk
perbuatan tajassus (mata-mata). Ini tentu saja dengan tujuan mencegah kejelekan
dan kerusakan yang terjadi, karena sesungguhnya Allah k tidak menyukai
kerusakan. (Fiqh Tarbiyatil Abna`, hal. 156)
Inilah kiranya sebuah kewajiban yang tak boleh
dilupakan oleh setiap orang tua. Hendaknya orang tua mengingat sebuah ucapan
yang dituturkan oleh ‘Amr bin Qais Al-Mala`I v: “Sesungguhnya pemuda itu sedang tumbuh. Maka apabila dia lebih mengutamakan
untuk duduk bersama orang-orang yang berilmu, hampir-hampir bisa dikata dia
akan selamat. Namun bila dia cenderung pada selain mereka, hampir-hampir dia
rusak binasa.” (Dinukil dari Lammud Durril Mantsur minal Qaulil Ma`tsur, bab
Hukmus Salaf ‘alal Mar`i bi Qarinihi wa Mamsyahu no.517).
c. Memilih Teman Dimasa pertengahan Anak-anak.
usia 5 sampai 12 tahun.
Berteman merupakan salah
satu bagian terpenting di masa pertengahan kanak-kanak – sebuah
ketrampilan sosial yang akan terus melekat di sepanjang hidupnya. Secara
perkembangan, anak-anak usia sekolah sudah siap untuk membentuk hubungan yang
lebih kompleks. Mereka mulai mampu mengkomunikasikan baik perasaan maupun
pikirannya, dan mereka dapat mengerti konsep waktu dengan lebih baik – lampau,
saat ini dan masa datang. Di usia ini mereka tidak lagi harus terus bersama
keluarga atau mementingkan diri sendiri, tetapi mulai mengandalkan teman sebaya
untuk bersahabat, menghabiskan lebih banyak waktu dengan teman-teman
dibandingkan ketika mereka masih berada di usia pra sekolah. Hari demi hari
mereka lewati dengan saling berbagi kesenangan dan kesusahan masa
kanak-kanak.
Beberapa faktor dapat
menjadi pertimbangan anak anda ketika mereka memilih teman. Jika ia
memperlakukan dirinya dengan baik, atau jika ia telah dihargai dan dicintai
oleh keluarganya, maka kemungkinan besar ia berhasil memilih teman yang
benar. Jika hubungan anda dan pasangan baik, dan jika anak anda memiliki
hubungan yang saling mendukung dan saling memperhatikan dengan
saudara-saudaranya, dengan demikian ia telah melihat dan mengalami contoh
positif tentang bagaimana orang dapat berhubungan baik, dan kesan ini akan
dibawa ke dalam hubungan persahabatan, termasuk terhadap teman-teman yang
dipilihnya. Sebaliknya, jika hubungan keluarganya tidak mendukung, maka
kemungkinan ia akan mencari teman yang mempunyai masalah yang serupa. Luangkanlah waktu untuk
membantu anak anda dengan memahami mengapa ia memilih teman-teman seperti yang telah
ia lakukan. Hali ini bisa menjadi peluang untuk mendiskusikan nilai-nilai yang ia
terapkan, perasaan maupun perilakunya.
-
Persahabatan yang Sehat
Persahabatan yang sehat adalah persahabatan dimana anak-anak memiliki kedudukan yang sama. Tidak
ada anak yang mendominasi yang lain untuk membuat semua keputusan
aktivitas-aktivitas yang akan mereka jalankan. Mereka perlu berbagi dan
berusaha untuk menyenangkan satu sama lain. Mereka juga perlu untuk mampu
memecahkan masalah mereka sendiri: jika seorang anak ingin bermain dengan
mainan milik temannya, mereka mungkin akan membuat suatu jadwal sehingga semua
anak bisa mendapat giliran. Atau mereka mungkin akan merencanakan aktifitas
lain yang dapat mereka lakukan bersama.
Kemampuan berbahasa penting untuk membangun dan
menguatkan hubungan persahabatan yang baik. Selama masa pertengahan
kanak-kanak, teman-teman belajar untuk berkomunikasi dengan jelas dengan yang
lain, berbagi rahasia, cerita, perasaan bahkan lelucon. Anak-anak yang memiliki
masalah dengan berbahasa atau berbicara sering kali mengalami kesulitan untuk
berteman, sering menggunakan kata-kata yang tidak tepat dan tidak menangkap
pesan dan kata-kata implisit dari teman sebayanya – verbal maupun non-verbal.
-
Teman yang Baik
Di masa pertengahan
kanak-kanak beberapa anak memusatkan aktivitas sosial pada satu orang sahabat.
Dalam hubungan seperti ini anak-anak umumnya merasa dirinya cocok dengan
seseorang yang sepenuhnya cocok dengannya, seseorang yang mampu memenuhi
kebutuhan mereka untuk persahabatan, persetujuan dan keamanan. Ini dapat menjadi
persahabatan yang indah, sesuatu yang kelihatannya hanya mereka bayangkan bahwa
mereka akan bersama selamanya – terkadang memang benar-benar mereka lakukan.
Meskipun orang tua sering khawatir bahwa hubungan istimewa ini bisa saja
membatasi dan mengekang, dan cemas anak-anak mereka sudah terlalu jauh dalam
hubungan tunggal ini, kebanyakan ahli justru tidak setuju. Berbagi pengalaman,
pikiran dan perasaan dengan seseorang yang istimewa seringkali lebih terasa
memuaskan dibandingkan dengan menghabiskan waktu dengan sebuah kelompok besar,
selama kedua teman ini sudah saling memberikan pengaruh positif dan tidak
mencegah diri mereka untuk menimba pengalaman yang lebih luas.
-
Pengaruh Negatif
Berhadapan dengan pengaruh negatif pertemanan merupakan suatu tantangan,
tetapi tentu saja ada solusinya. Beberapa orang tua meminta anaknya untuk
berhenti menghabiskan waktu dengan “si pengaruh negatif”, tapi ini bisa saja
bukan merupakan strategi yang terbaik. Pada sebagian besar kasus, strategi yang
lebih baik adalah dengan memperkuat persahabatan-persahabatan positif dengan
anak-anak lain yang memiliki perilaku dan nilai-nilai yang sesuai dengan
persetujuan anda. Doronglah anak anda mengundang anak-anak ini untuk bermain di
rumah. Susunlah aktifitas-aktifitas yang terstruktur, menyenangkan satu sama
lain, dan mempunyai batas waktu, seperti boling, bersepeda, atau menonton
pertandingan olahraga. Di waktu yang sama, jangan ragu untuk menyatakan kejengkelan anda terhadap
teman-teman yang kurang cocok. Bicaralah dengan baik-baik dan rasional ketika
anda menjelaskan mengapa anda lebih senang anak anda tidak bermain dengan anak
tersebut. Biarkan ia mengetahui konsekuensinya jika ia tidak lagi mengikuti
perilaku buruk yang anda lihat pada anak tersebut, jika anda masih tidak bisa
benar-benar melarang anak anda untuk bermain dengannya. Pendekatan ini akan
mengajarkan anak anda untuk berfikir lebih logis dan bertanggung jawab atas
tindakannya, dan menunjukkan bahwa anda percaya pada perkembangan.
Teman memiliki peran
dan pengaruh besar dalam pendidikan, sebab teman mampu membentuk prinsip dan
pemahaman yang tidak bisa dilakukan kedua orang tua. Oleh sebab itu, Al-Qur‘ân
dan as-Sunnah sangat menaruh perhatian dalam masalah persahabatan.
Allah berfirman, yang
artinya: “Dan bersabarlah kamu
bersama-sama orang-orang yang menyeru Rabbnya di pagi dan senja hari dengan
mengharap keridhaan-Nya.”
(Qs. al-Kahfi/18:28).
Allah
berfirman memberitakan penyesalan orang kafir pada hari Kiamat, yang artinya:
Kecelakaan besarlah bagiku, kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu
teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah
menyesatkan aku dari Al-Qur‘an ketika Al-Qur‘an itu telah datang kepadaku. Dan
adalah setan itu tidak mau menolong manusia. (Qs. al-Furqân/25:28-29).
Dari
Abu Hurairah Radhiallahu’anhu, bahwasanya Nabi Muhammad SAW bersabda, yang
artinya: “Seseorang tergantung agama temannya, maka hendaklah seorang di antara
kalian melihat teman bergaulnya”.
Dari
Abu Musa al-Asy’ari, ia bersabda: “Sesungguhnya, perumpamaan teman baik dengan
teman buruk, seperti penjual minyak wangi dan pandai besi; adapun penjual
minyak, maka kamu kemungkinan dia memberimu hadiah atau engkau membeli darinya
atau mendapatkan aromanya; dan adapun pandai besi, maka boleh jadi ia akan
membakar pakaianmu atau engkau menemukan bau anyir.”
Sahabat
memberi pengaruh dan mewarnai perilaku temannya, seperti kata Imam Syafi’i
dalam syairnya: Saya mencintai orang-orang shalih walaupun aku tidak seperti
mereka. Semoga dengan mencintai
mereka aku mendapatkan syafaat-Nya.
Aku membenci seseorang karena kemaksiatannya, meskipun kami dalam hal perbelakan hampir sama.
Aku membenci seseorang karena kemaksiatannya, meskipun kami dalam hal perbelakan hampir sama.
B.
GURU YANG SHOLEH
Para sahabat dan ulama salaf sangat
bersemangat untuk memilih guru yang saleh bagi anak – anak. Demikian juga
dengan guru yang akan menjadi cermin bagi si anak yang merefleksikan segala gerak – gerik dan tutur
katanya untuk terpatri didalam jiwa dan akal si anak. Guru merupakan sumber
penyerapan ilmu bagi anak.
Mereka memberikan nasehat kepada
anak – anak untuk menerapkan adab – adab sebelum menuntut ilmu yang telah
dibahas yaitu : membentuk akhlak islami anak. Hal itu yang dilakukannya suatu
perjalanan menuntut ilmu samapi ketempat si guru yang shaleh ini, mereka
melakukan dengan senang hati dan tanpa beban dan kesulitan. Dalam perjalanan
yang jauh memberikan beban finansial
kepada orang tuanya.
Untuk
membangun mentalitas anak cinta ilmu pengetahuan secara sehat dan benar,
sebesar dan semahal apapun biaya yang diperlukan serasa ringan untuk
dikeluarkan.
Ibnu
Sina dalam kitab as- siyashah mengatakan sepatutnya anak memiliki guru yang
pandai, taat beragama, berakhlak mulia, mengerti kemauan anak, bersahaja,
berwibawa, tidak sering bercanda, tidak suka marah, tidak suka membentak dan
mengeluarkan kata - kata yang tidak layak dihadapan anak, tidak keras dan
kasar, cerdas, murah senyum, enak dipandang, bersih dan rapi.
C.
PEMBANTU YANG SHOLEH
Para pembantu memiliki peran dan
pengaruh sangat besar dalam pendidikan anak karena membantu mempunyai waktu
lama tinggal bersama anak terutama pada usia balita sementara pada masa
tersebut anak sangat sensitif dari berbagai macam pengaruh sebab pada usia itu
masa awal pembentukan pemikiran akidah dan serta emosional.
Pengaruh
pembantu sangat besar pada pendidikan anak karena ia bertanggung jawab penuh
terhadap anak dari mulai mengasuh, merawat, meyuapi makanan, menyiapkan
permainan, dan waktu istirahat, menangani anak ketika menangis dan memenuhi
segala kebutuhan dan permintaan anak sementara sang pembantu tidak peduli
apakah hal itu sesuai dengan pendidikan anak atau tidak. Akhirnya pembantu
menjadi rujukan utama bagi anak ketika kedua orang tua tidak ada atau sedang di
rumah sehingga pembantu menjadi tempat mengadu dan curhat dalam kehidupan.
Dari
situ sang pembantu mulai menyebar racun
pemikiran, ideologi dan kebiasaan dan tingkah laku kepada anak asuhnya. Padahal
di antara pembantu ada yang kafir penyembah berhala, api dan sapi dan walaupun
pembantu seorang wanita muslimah tetap saja hanya memiliki kadar agama dan
akhlak yang rendah dan bahkan menyimpan keyakinan sesat dan syirik. Sehingga
anak mendapati sebagian anak menyembah api dan sebagian mereka meyembah
binatang atau berhala Budha akibat pengaruh pembantu ketika mereka jauh dari
kedua orang tua.
Para pembantu memiliki
peran cukup signifikan dalam pendidikan anak, karena pembantu mempunyai waktu
yang relatif lama tinggal bersama anak, terutama pada usia balita. Sedangkan
pada fase tersebut, anak sangat sensitif dari berbagai macam pengaruh. Pada
masa usia itu merupakan masa awal pembentukan pemikiran dan aqidah, serta
emosional. Begitu juga tetangga, mereka bisa membawa pengaruh, karena anak-anak
kita kadang harus bermain ke rumahnya.
D.
MEDIA MASSA DAN PENGARUHNYA
a.
Media Massa
Menurut Drs.
Asep Hery Hernawan, M.Pd, media merupakan saluran komunikasi. Media berasal
dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara
harfiah bearti perantara, yaitu perantara sumber pesan (a source)
dengan penerima pesan (a receiver). Mereka mencontohkan media ini dengan
film, televisi, diagram, bahan tercetak (printed materials), komputer
dan instruktur.
Masih banyak guru saat ini yang menganggap bahwa peran media dalam proses
pembelajaran hanya terbatas sebagai alat bantu semata dan boleh diabaikan
manakala media itu tidak tersedia di sekolah. Media juga merupakan bagian
integral dari keseluruhan proses pembelajaran. Media pembelajaran merupakan
salah satu komponen yang tidak berdiri sendiri, tetapi saling berhubungan
dengan komponen lainnya dalam rangka menciptakan situasi belajar yang
diharapkan. Tanpa media maka proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan
efektif.
a. Televisi
Televisi merupakan media massa
elektronik yang sangat digemari oleh masyarakat. Karena televisi menyampaikan
informasi melalui suara dan gambar sekaligus. Televisi dengan berbagai acara
yang ditayangkannya mampu menarik minat pemirsanya dan membuat pemirsanya
terbius untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan. Dengan berbagai
acara yang ditayangkan seperti sinetron, entertainment, infotainment, iklan,
dan sebagainya.
Televisi hadir sebagai sarana untuk hubungan dan komunikasi antar manusia.
Sebenarnya televisi memiliki beberapa fungsi, yaitu :
1) Fungsi rekreatif
Pada dasarnya fungsi televisi adalah memberikan hiburan yang sehat kepada
pemirsanya, karena manusia adalah makhluk yang membutuhkan hiburan.
2) Fungsi educatif
Selain untuk menghibur, televisi juga berperan memberikan pengetahuan
kepada pemirsanya lewat tayangan yang ditampilkan.
3) Fungsi informatif
Televisi dapat mengerutkan dunia dan menyebarkan berita sangat cepat.
Dengan adanya media televisi manusia memperoleh kesempatan untuk memperoleh
informasi yang lebih baik tentang apa yang terjadi di daerah lain. Dengan
menonton televisi akan menambahkan wawasan.
Ironisnya kini yang
sering kita jumpai, acara-acara televisi lebih mementingkan pada fungsi
informatif dan rekreatif saja, sedangkan fungsi educatif yang merupakan fungsi
yang sangat penting untuk disampaikan sangat jarang ditemui.
Anak-anak dan televisi
adalah dua komponen yang susah dipisahkan. Mereka adalah perpaduan yang sangat
kuat. Tak banyak hal lain dalam kebudayaan manusia yang mampu menandingi
kemampuan televisi dalam menyentuh anak-anak dan mempengaruhi cara berpikir
serta perilaku mereka.
Begitu pula minat mereka dengan televisi. Mereka menganggap televisi lebih
menyenangkan dari pada belajar dan mendengarkan nasehat orang tua. Mereka
merasa terlayani dengan adanya televisi. Dengan adanya televisi anak-anak akan
melupakan kesulitannya, dengan adanya televisi mereka gunakan untuk mengisi
waktu, mempelajari sesuatu, memberikan rangsangan, bersantai, mencari
persahabatan dan sekedar kebiasaan. Kebiasaan menonton televisi bagi anak
sebenarnya kurang baik. Banyak sekali tayangan yang disajikan oleh stasiun
televisi yang tidak mendidik. Bahkan tak jarang ditemui acara-acara yang
berbahaya bagi anak. Sering sekali ditayangkan dalam televisi acara yang berbau
kekerasan, adegan pacaran yang mestinya belum pantas ditonton oleh anak, tidak
hormast kepada orang tua, gaya hidup yang hura-hura. [7]
b. Media Elektronik dan
Cetak.
Kedua media ini sangat berpengaruh terhadap pendidikan, tingkah laku dan kepribadian anak. Kalau orang tua tidak berhatihati dan waspada terhadap kedua media ini. Tidak jarang anak-anak akan tumbuh sebagai mana yang ia peroleh dari kedua media ini.
Kedua media ini sangat berpengaruh terhadap pendidikan, tingkah laku dan kepribadian anak. Kalau orang tua tidak berhatihati dan waspada terhadap kedua media ini. Tidak jarang anak-anak akan tumbuh sebagai mana yang ia peroleh dari kedua media ini.
c. Radio dan Televisi
Dunia telah terbuka lebar bagi kita, dan dunia pun sudah berada di hadapan kita, bahkan di depan mata kita melalui beragam channel TV. Sarana-sarana informasi, baik melalui beragam radio dan televisi memiliki pengaruh yang sangat berbahaya dalam merusak pendidikan anak.
Dunia telah terbuka lebar bagi kita, dan dunia pun sudah berada di hadapan kita, bahkan di depan mata kita melalui beragam channel TV. Sarana-sarana informasi, baik melalui beragam radio dan televisi memiliki pengaruh yang sangat berbahaya dalam merusak pendidikan anak.
Dari sisi lain, radio dan televisi sebagai sumber berita, wahana penebar
wacana baru, menimba ilmu pengetahuan dan menanamkan pola pikir pada anak.
Namun kedua media itu juga menjadi sarana efektif dan senjata pemusnah massal
para musuh Is-lam untuk menghancurkan nilai-nilai dasar Islam dan kepribadian
islami pada generasi muda, karena para musuh selalu membuat rencana dan
strategi untuk menghancurkan para pemuda Islam, baik secara sembunyi maupun
terang-terangan.
Dalam buku Protokolat, para pemuka Yahudi menyatakan, bila orang Yahudi
hendak memiliki negara Yahudi Raya, maka mereka harus mampu merusak generasi
muda. Oleh karena itu, mereka sangat bersungguh-sungguh dalam menjerat generasi
muda, terutama anak-anak. Mereka berhasil menebarkan racun kepada generasi muda
dan anak-anak melalui tayangan film-film horor atau mistik yang mengandung
unsur kekufuran dan kesyirikan. Tujuannya, ialah untuk menanamkan keyakinan dan
pemikiran yang rusak pada para pemuda dan anak-anak. Misalnya, seperti film-film
yang berjudul atau bertema Manusia Raksasa, Satria Baja Hitam, Xena, Spiderman.
Atau seperti halnya film-film Nusantara yang kental dengan nilai-nilai yang
merusak moral dan lain-lain. Atau film dunia hewan, seperti Ninja Hatori dan
Pokemon. Atau film peperangan antara makhluk luar angkasa dengan penduduk bumi,
atau manusia planet yang menampilkan orang-orang telanjang yang tidak menutup
aurat dan mengajak anak-anak untuk hidup penuh romantis atau berduaan antara
wanita dan laki-laki yang bukan mahram, atau melegalisasi perbuatan zina
sehingga mereka melakukan zina dengan mudah, gampang dan bukan suatu aib, serta
tidak perlu dihukum; bahkan dalam pandangan mereka orang yang mampu merebut
wanita dari tangan orang lain dianggapnya sebagai pahlawan. Lebih parah lagi,
film-film sejenis itu banyak ditayangkan dan cukup banyak diminati oleh kalangan
muda dan orang dewasa.
Acara televisi seperti itu sangat berbahaya. Ia dapat menghancurkan
kepribadian dan akhlak anak, serta merobohkan sendi-sendi aqidah yang telah
tertanam kokoh, sehingga para pemuda menjadi generasi yang labil dan lemah,
tidak memiliki kepribadian.
Ada seorang dokter yang kini aktif di salah satu yayasan. Di salah satu
stasiun televisi, dia bercerita bahwa dirinya mulai mencoba merokok sejak kelas
4 SD, kemudian minum minuman keras, menghisap ganja, dan itu terus berlangsung
hingga saat kuliah di kedokteran dengan kadar semakin besar. Yang menarik
disini, ternyata yang menjadi motivasi sang dokter ini melakukan hal itu,
karena ia ingin meniru gaya yang ditampilkan di dalam film koboi, bahwa seorang
tokoh koboi kelihatan gagah berani dengan menenggak minuman keras. Sang dokter
juga mengatakan, selama melakukan hal itu tidak ada yang memberi pengajaran
atau pun mengingatkannya. Oleh karena itu, orang tua harus berhati-hati dan
waspada terhadap bahaya televisi.
d. Internet.
Dari hari ke hari, semakin nampak jurang pemisah antara peradaban Barat dan fitrah manusia. Setiap orang yang menggunakan hati kecil dan pendengarannya dengan baik, pasti ia akan menyaksikan, betapa budaya Barat telah merobek dan mencabik-cabik nilai kemanusiaan, seperti dalam hal internet. Media ini telah menyumbangkan dampak negatif, sebab bahaya yang timbul dari internet lebih banyak daripada manfaatnya. Bahkan media ini sudah mengenyampingkan nilai kemuliaan dan kesucian dalam kamus kehidupan manusia. Misalnya, ada suatu situs khusus yang menampilkan berbagai gambar porno, sehingga dapat menjerat setiap muda mudi dengan berbagai macam perbuatan keji dan kotor. Akibat yang ditimbulkan ialah kehancuran. Inilah perang pemikiran yang paling dahsyat dan berbahaya yang dicanangkan Yahudi untuk menghancurkan nilai Islam dan generasi muslim. Banyak negara-negara Eropa dan Arab merasa sangat terganggu dan mengalami berbagai kenyataan pahit akibat kehadiran media internet ini. Wahai para pendidik, jagalah anak-anakmu dari bahaya racun media tersebut!
Dari hari ke hari, semakin nampak jurang pemisah antara peradaban Barat dan fitrah manusia. Setiap orang yang menggunakan hati kecil dan pendengarannya dengan baik, pasti ia akan menyaksikan, betapa budaya Barat telah merobek dan mencabik-cabik nilai kemanusiaan, seperti dalam hal internet. Media ini telah menyumbangkan dampak negatif, sebab bahaya yang timbul dari internet lebih banyak daripada manfaatnya. Bahkan media ini sudah mengenyampingkan nilai kemuliaan dan kesucian dalam kamus kehidupan manusia. Misalnya, ada suatu situs khusus yang menampilkan berbagai gambar porno, sehingga dapat menjerat setiap muda mudi dengan berbagai macam perbuatan keji dan kotor. Akibat yang ditimbulkan ialah kehancuran. Inilah perang pemikiran yang paling dahsyat dan berbahaya yang dicanangkan Yahudi untuk menghancurkan nilai Islam dan generasi muslim. Banyak negara-negara Eropa dan Arab merasa sangat terganggu dan mengalami berbagai kenyataan pahit akibat kehadiran media internet ini. Wahai para pendidik, jagalah anak-anakmu dari bahaya racun media tersebut!
e. Telepon.
Manfaat telepon pada zaman sekarang ini tidak diragukan lagi, dan bahkan telepon telah mampu menjadikan waktu semakin efektif, informasi semakin cepat dan berbagai macam usaha ataupun pekerjaan mampu diselesaikan dalam waktu sangat singkat. Dalam beberapa detik saja, anda mampu menjangkau seluruh belahan dunia. Namun sangat disayangkan, ternyata kenikmatan tersebut berubah menjadi petaka dan bencana yang menghancurkan sebagian rumah tangga umat Islam.
Manfaat telepon pada zaman sekarang ini tidak diragukan lagi, dan bahkan telepon telah mampu menjadikan waktu semakin efektif, informasi semakin cepat dan berbagai macam usaha ataupun pekerjaan mampu diselesaikan dalam waktu sangat singkat. Dalam beberapa detik saja, anda mampu menjangkau seluruh belahan dunia. Namun sangat disayangkan, ternyata kenikmatan tersebut berubah menjadi petaka dan bencana yang menghancurkan sebagian rumah tangga umat Islam.
Telepon, jika tidak digunakan sesuai dengan manfaatnya, maka tidak jarang
justru akan menimbulkan bencana yang besar bagi keluarga muslim. Seringkali
kejahatan menimpa keluarga muslim berawal dari telepon, baik berupa penipuan,
pembunuhan, maupun perzinaan. Dan yang sering terjadi, baik pada remaja maupun
orang dewasa, yaitu hubungan yang diharamkan bermula dari telepon. Karena
dengan telepon, kapan saja hubungan bisa terjalin dengan mudah; apalagi
sekarang, alat ini semakin canggih dan biayapun semakin murah.
Ada sebuah kisah nyata, seorang gadis belia menyerahkan kehormatannya
kepada seorang laki-laki yang haram untuknya karena telepon. Awalnya, dari
saling berbicara kemudian mengikat janji untuk bertemu, dan akhirnya perbuatan
keji terjadi. Akhirnya, siapakah yang nanggung derita? Banyak juga terjadi,
seorang ibu rumah tangga atau kepala rumah tangga berselingkuh berawal dari
telepon, wa iyyadzubillah.
Oleh karena itu, kita harus waspada terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh
pesawat ini. Gunakan telepon dengan semestinya. Hindari penggunaan yang tidak
penting, disamping menghemat biaya juga terhindar dari bahaya. Dan yang perlu
diwaspadai, telepon dengan lawan jenis, baik seorang murid dengan gurunya, atau
seorang thalabul ‘ilmi dengan ustadz, apalagi di antara para remaja putra
maupun putri; karena setan tidak akan membiarkan kalian selamat dari
jeratannya. Allahu musta’an.
f. Majalah dan Cerpen Anak
Majalah dan buku-buku cerita sangat berperan penting dalam membentuk pola pikir dan ideologi anak. Sementara itu, majalah anak yang beredar di negeri kita, baik majalah anakanak maupun majalah remaja, isinya sangat jauh dari nilai-nilai Islam. Yang banyak ditonjolkan adalah syahwat dan hidup konsumtif. Ironisnya, media ini banyak dijadikan sebagai rujukan oleh anak-anak dan para remaja kita. Pengaruh majalah tersebut sangat besar dalam mempengaruhi generasi muda, sehingga banyak kita temui gaya hidup dan pola pikir mereka meniru dengan yang mereka dapatkan dari majalah yang kebanyakan pijakannya diambil dari budaya orang-orang kafir.
Padahal Al-Qur‘an yang mulia, banyak memuat cerita-cerita, seperti kisah tentang sapi Bani Israil, kisah tentang Ashabul-Kahfi dan pemilik kebun dalam surat al-Kahfi, kisah pertarungan antara kekuatan hak dengan batil, dan kisah-kisah umat-umat zaman dahulu yang diberi sanksi Allah akibat pelanggaran mereka terhadap perintah-Nya, serta seluruh kisah-kisah para nabi dan rasul. Disamping itu, masih banyak kisah-kisah yang benar dari as- Sunnah untuk menanamkan keteladanan para sahabat dan umat sebelumnya.
Oleh sebab itu, majalah dan buku-buku cerita memiliki peran yang sangat urgen, memiliki pengaruh sangat signifikan dalam membentuk pola pikir dan tingkah laku serta pendidikan anak. Anak-anak sangat gemar dan tertarik dengan berbagai kisah, karena kisah mengandung daya tarik, hiburan, lelucon, kepahlawanan, amanah, dan kesatriaan.
Majalah dan buku-buku cerita sangat berperan penting dalam membentuk pola pikir dan ideologi anak. Sementara itu, majalah anak yang beredar di negeri kita, baik majalah anakanak maupun majalah remaja, isinya sangat jauh dari nilai-nilai Islam. Yang banyak ditonjolkan adalah syahwat dan hidup konsumtif. Ironisnya, media ini banyak dijadikan sebagai rujukan oleh anak-anak dan para remaja kita. Pengaruh majalah tersebut sangat besar dalam mempengaruhi generasi muda, sehingga banyak kita temui gaya hidup dan pola pikir mereka meniru dengan yang mereka dapatkan dari majalah yang kebanyakan pijakannya diambil dari budaya orang-orang kafir.
Padahal Al-Qur‘an yang mulia, banyak memuat cerita-cerita, seperti kisah tentang sapi Bani Israil, kisah tentang Ashabul-Kahfi dan pemilik kebun dalam surat al-Kahfi, kisah pertarungan antara kekuatan hak dengan batil, dan kisah-kisah umat-umat zaman dahulu yang diberi sanksi Allah akibat pelanggaran mereka terhadap perintah-Nya, serta seluruh kisah-kisah para nabi dan rasul. Disamping itu, masih banyak kisah-kisah yang benar dari as- Sunnah untuk menanamkan keteladanan para sahabat dan umat sebelumnya.
Oleh sebab itu, majalah dan buku-buku cerita memiliki peran yang sangat urgen, memiliki pengaruh sangat signifikan dalam membentuk pola pikir dan tingkah laku serta pendidikan anak. Anak-anak sangat gemar dan tertarik dengan berbagai kisah, karena kisah mengandung daya tarik, hiburan, lelucon, kepahlawanan, amanah, dan kesatriaan.
g. Komik dan Novel.
Komik banyak digandrungi oleh anakanak kecil atau remaja, bahkan orang dewasa. Namun bacaan ini, sekarang banyak memuat gambar-gambar yang tidak sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan anak. Begitu pula novel, rata-rata berisi percintaan, dongeng palsu, cerita legendaris, penuh dengan muatan syirik dan kekufuran, serta cerita romantika picisan.
Komik banyak digandrungi oleh anakanak kecil atau remaja, bahkan orang dewasa. Namun bacaan ini, sekarang banyak memuat gambar-gambar yang tidak sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan anak. Begitu pula novel, rata-rata berisi percintaan, dongeng palsu, cerita legendaris, penuh dengan muatan syirik dan kekufuran, serta cerita romantika picisan.
E.
LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL KELUARGA
Penggunaan lingkungan
memungkinkan terjadinya proses belajar yang lebih bermakna (meaningfull
learning) sebab anak dihadapkan dengan keadaan dan situasi yang sebenarnya.
Hal ini akan memenuhi prinsip kekonkritan dalam belajar sebagai salah satu
prinsip pendidikan anak usia dini.
Penggunaan lingkungan
sebagai sumber belajar akan mendorong pada penghayatan nilai-nilai atau
aspek-aspek kehidupan yang ada di lingkungannya. Kesadaran akan pentingnya
lingkungan dalam kehidupan bisa mulai ditanamkan pada anak sejak dini, sehingga
setelah mereka dewasa kesadaran tersebut bisa tetap terpelihara.
Penggunaan lingkungan
dapat menarik bagi anak
Kegiatan belajar
dimungkinkan akan lebih menarik bagi anak sebab lingkungan menyediakan sumber
belajar yang sangat beragam dan banyak pilihan. Kegemaran belajar sejak usia
dini merupakan modal dasar yang sangat diperlukan dalam rangka penyiapan
masyarakat belajar (learning societes) dan sumber daya manusia di masa
mendatang.
A. Rumah.
Rumah adalah tempat pendidikan pertama kali bagi seorang anak dan merupakan tempat yang paling berpengaruh terhadap pola hidup seorang anak. Anak yang hidup di tengah keluarga yang harmonis, yang selalu melakukan ketaatan kepada Allah ‘Azza Wa Jalla, sunah-sunnah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wa Sallam ditegakkan dan terjaga dari kemungkaran, maka ia akan tumbuh menjadi anak yang taat dan pemberani. Oleh karena itu, setiap orang tua muslim harus memperhatikan kondisi rumahnya. Ciptakan suasana yang Islami, tegakkan sunnah, dan hindarkan dari kemungkaran. Mohonlah pertolongan kepada Allah agar anak-anak kita menjadi anak-anak yang bertauhid, berakhlak dan beramal sesuai dengan sunnah Rasulullah serta mengikuti jejak para salafush-shalih. Nabi Shallallahu’alaihi Wa Sallam bersabda:
Rumah adalah tempat pendidikan pertama kali bagi seorang anak dan merupakan tempat yang paling berpengaruh terhadap pola hidup seorang anak. Anak yang hidup di tengah keluarga yang harmonis, yang selalu melakukan ketaatan kepada Allah ‘Azza Wa Jalla, sunah-sunnah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wa Sallam ditegakkan dan terjaga dari kemungkaran, maka ia akan tumbuh menjadi anak yang taat dan pemberani. Oleh karena itu, setiap orang tua muslim harus memperhatikan kondisi rumahnya. Ciptakan suasana yang Islami, tegakkan sunnah, dan hindarkan dari kemungkaran. Mohonlah pertolongan kepada Allah agar anak-anak kita menjadi anak-anak yang bertauhid, berakhlak dan beramal sesuai dengan sunnah Rasulullah serta mengikuti jejak para salafush-shalih. Nabi Shallallahu’alaihi Wa Sallam bersabda:
Janganlah engkau jadikan rumahmu
seperti kuburan; sesungguhnya setan akan lari dari rumah yang dibacakan di
dalamnya surat al-Baqarah.6 Dalam hadits ini, terdapat anjuran untuk
memperbaiki rumah supaya tidak seperti kuburan dan menjadi sarang setan, sehingga
anak-anak yang tumbuh di dalamnya jauh dari Islam, bahkan kemungkaran setiap
saat terjadi di rumahnya dan percekcokan orang tuanya mewarnai hidupnya, maka
tidak disangsikan anak akan tumbuh menjadi anak yang keras dan kasar.
F.
WISATA DAN TEMPAT-TEMPAT YANG SERING
DIKUNJUNGI ANAK
a. Jalanan.
Jalanan tempat bermain dan lalu lalang anakanak terdapat banyak manusia dengan berbagai macam perangai, pemikiran, latar belakang sosial dan pendidikan. Dengan beragam latar belakang, mereka sangat membahayakan proses pendidikan anak, karena anak belum memiliki filter untuk menyaring mana yang baik dan mana yang buruk.
Jalanan tempat bermain dan lalu lalang anakanak terdapat banyak manusia dengan berbagai macam perangai, pemikiran, latar belakang sosial dan pendidikan. Dengan beragam latar belakang, mereka sangat membahayakan proses pendidikan anak, karena anak belum memiliki filter untuk menyaring mana yang baik dan mana yang buruk.
Di
sela-sela bermain, anak akan mengambil dan meniru perangai serta tingkah laku
temannya atau orang yang sedang lewat; sehingga terkadang mampu merubah
pemikiran lurus menjadi rusak, apalagi mereka mempunyai kebiasaan rusak,
misalnya perokok, pemabuk dan pecandu narkoba; maka mereka lebih cepat
menebarkan kerusakan di tengah pergaulan anak-anak dan remaja.
jalanan
tempat bermain anak-anak terdapat berbagai macam perangai, pemikiran, latar belakang
sosial dan pendidikan maka diatara mereka ada yang terpengaruh dengan musik
jahiliah dan lagu-lagu cengeng. Sehingga interaksi anak dengan teman-teman main
dan jalanan akan memberi pengaruh pada pemikiran, pemahaman, tingkah laku dan
karakter maka pengaruh jalanan dalam pendidikan anak tidak bisa diremehkan.
Dari selah-selah bermain anak mengambil dan meniru perangai dan tingkah laku
temannya sehingga terkadang teman mampu merubah pemikiran lurus menjadi rusak
apalagi teman-teman yang rusak, perokok, pemabuk, pecandu narkoba, maka mereka
lebih cepat menebarkan kerusakan ditenggah pergaulan muda mudi.
b. Sekolah.
Sekolah merupakan lingkungan baru bagi anak. Tempat bertemunya ratusan anak dari berbagai kalangan dan latar belakang yang berbeda, baik status sosial maupun agamanya. Di sekolah inilah anak akan terwarnai oleh berbagai corak pendidikan, kepribadian dan kebiasaan, yang dibawa masing-masing anak dari lingkungan dan kondisi rumah tangga yang berbeda-beda.
Sekolah merupakan lingkungan baru bagi anak. Tempat bertemunya ratusan anak dari berbagai kalangan dan latar belakang yang berbeda, baik status sosial maupun agamanya. Di sekolah inilah anak akan terwarnai oleh berbagai corak pendidikan, kepribadian dan kebiasaan, yang dibawa masing-masing anak dari lingkungan dan kondisi rumah tangga yang berbeda-beda.
Begitu
juga para pengajar berasal dari berbagai latar belakang pemikiran dan budaya
serta kepribadian. Bagaimanakah keadaan mereka? Apakah memiliki komitmen
terhadap aqidah yang lurus? Ataukah sebagai pengekor budaya dan pemikiran Barat
yang rusak? Ataukah para pengajar memiliki pemikiran dan keyakinan yang
dibangun berdasarkan nilai agama? Ataukah hanya sekedar pengajar yang
menebarkan racun pemikiran dan budaya busuk, sehingga menghancurkan anak-anak
kita? Seorang pengajar merupakan figur dan tokoh yang menjadi panutan anak-anak
dalam mengambil semua nilai dan pemikiran tanpa memilah antara yang baik dengan
yang buruk. Karena anak-anak memandang, guru adalah sosok yang disanjung,
didengar dan ditiru. Sehingga pengaruh guru sangat besar terhadap kepribadian
dan pemikiran anak. Oleh sebab itu, seorang pengajar harus membekali diri
dengan ilmu dîn (agama) yang Shahîh sesuai dengan pemahaman Salafush-Shalih dan
akhlak yang mulia, serta rasa sayang kepada anak didik. Dan tidak kalah
penting, dalam membentuk kepribadian anak di sekolah, adalah kurikulum
pendidikan. Apakah kurikulum tersebut berasal dari manhaj Islam, sehingga dapat
mendukung untuk menegakkan ajaran Allah, sunnah Rasul dan ajaran
Salafus-Shalih? Ataukah hanya sekedar menegakkan nilai dan wawasan kebangsaan,
semangat nasionalisme dan kesukuan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar Anda