Senin, 23 Januari 2012

TIPS MENU SEHAT BUAT BAYI DAN BALITA






Buat si buah hati anda, mencoba makanan padat merupakan pengalaman baru. Karena buat si buah hati mulai bisa mencoba makanan setelah dia usia 4 bulan. Jadi 0-4 bulan alangkah baiknya di berikan ASI (air susu ibu) atau susu yang telah direkomendasikan dan anda pilih buat si buah hati. Karena di umur 4 bulan si buah hati harus dicoba merasakan dan dilatih untuk mencoba makanan padat tersebut, pada masa fase ini sangat mendebarkan bagi orang tua, karena jangan sampai keliru menyiasatri makanan buat si buah hati. Apabila si buah hati tidak suka dia akan menolak makanan tersebut . jadi berikut ini ada tip cerdas buat si buah hati anda agar anak tersayang dapat suka dalam menjalani dan mencoba makanan padat tersebut dalam berbagai terstur dan rasa dalam menu yang disajikan, yaitu:


1. Kenalkan buah hati pada menu baru secara bertahap, tapi tetap dengan memberikanya susu yang jadi menu utamanya. Jadi dengan cara silih berganti samapi dia belajar merasakan pada mulutnya.
2. Sajikan menu bergizi yang bervariatif, sesuaikan dengan selera dan usia si buah hati anda.
3. Hidangkan sesuai takaran porsi dan jangan memaksakan.
4. Usahakan untuk keratif dengan mencoba menambahkan bahan makanan dengan citra rasa yang berbeda .
5. Untuk memancing si buah hati mau makan, sebelumnya hindari terlebih dahulu dari makanan yang manis-manis seperti coklat, bagi si buah hati yang usianya sudah lebih.
6. Ciptakan suasana yang menyenangkan, sehingga si buah hati tertarik dan semangat untuk makan.
7. Secara alami anak dapat mengukur porsi makanan yang dia butuhkan, dan anda sebagai ibu juga bisa melihat berapa banyak yang telah masuk dan usahakan si buah hati merasa bebas untuk menentukan menu pilihanya yang buat dia selera.
8. Sebaiknya memberikan makan bagi si buah hati 1 atau 2 jam setelah mandi untuk mencegah muntah.
9. Kalau ada resep makanan buah si buah hati yang mengunakan mentega, garam, gula, atau penyedap rasa lebih baik jangan dan hindari. Jangan pergunakan sebelum si buah hati berumur 1 atau 1,5 tahun. Karena organ tubuhnya belum bisa berfungsi dengan optimal. Nanti akan tidak baik bagi pencernaannya si buah hati.

Minggu, 22 Januari 2012

BONEKA KARTON



Permainan ini merupakan tebak-tebakan untuk melatih ingatan si anak dalam memahami sebuah gambar. Dengan permainan boneka karton ini, diharapkan anak mampu mengetahui perbedaan berbagai macam boneka yang ada, baik dari segi bentuk, warna, dan mana yang depan dan belakang.
a.      Cara Bermain
·         Perlihatkan salah satu gambar muka yang utuk kepada anak, lalu tanyakan bonekanya berwarna apa atau sedang apa?
·         Perlihatkan kembali salah satu muka boneka, lalu sebutkan kalau, “ini depan”, dan baliknya sebutkan, “ini belakang”.
·         Jejerkan dari beberapa gambar tersebut dengan posisi depan dan belakang. Lalu, anak diminta untuk menunjukkan mana bagian depan dan belakang. Ulangi terus sambil diikuti senandung “depan belakang”.
·         Letakkan beberapa gambar muka tadi secara berjejer. Letakkan pasangan muka yang sama, tetapi terbelah dua di bawahnya. Mintahlah anak supaya menyusun gambar muka yang terbelah menjadi gambar yang utuh.

b.      Bahan Permainan
·         Banyaknya boneka terserah yang diinginkan si anak. Minimal tiga buah muka boneka dari kertas karton yang digambar dengan pensil warna, masing-masing dengan minik tersenyum, cemberut, dan tertawa. Sedangkan bagian belakang dibiarkan polos.
·         Dari tiga buah boneka kertas karton yang sama dengan gambar di nomor 1, tetapi di gunting zigzag, masing-masing menjadi dua bagian secara vartikal, horizontal, dan diagonal.

c.       Manfaat Permainan
·         Pemahaman konsep depan dan belakang.
·         Kemampuan membedakan gambar.
·         Gerakan halus
·         Menyusun bagian-bagian menjadi gambar yang utuh.
·         Kemampuan berbahasa.
·         Kebebasan mengungkapkan pendapat.

WEKWEK TAK BISA MENGERAMI TELUR


       

            Di tepi rawa, hidup sekawanan unggas. Ada itik, ayam, bangau, pipit dan sebagainya.mereka hidup bangau dan bahagia. Rawa itu luas dan menyediakan banyak makanan.
            Kalau senja tiba, matahari turun kesebelah barat, air berwarna keemasan. Tampak indah dilihat. Angsa dan bebek berenang-renang, bangau melamun dibawah pohon, burung pipit benari-nari diatas ranting,dan ayam berkotek bercengkram ditepian. Salah satu bebek berusia remaja. Namanya wek-wek. Tubuhnya kuat dan paruhnya berwarna coklat tua. Ia lincah bermain kesana kemari. “wek-wek-wek…..! teriak wekwek. “selamat sore pak angsa.” Sapanya sambil mencipratkan air kemuka pak angsa.
“ho-ho! Selamat sore!” jawab pak angsa sambil menutupi wajahnya agar tidak terkena cipratan air.
            “Kenapa kau masih bermain? Lihatlah hari sudah sore. Kau harus mencari makan supaya nanti malam tidak kelaparan.”
“Ah……..tidak mau!” kata wekwek. “ Aku mau bermain!” teriaknya. Ia menjauh sambil kembali mencipratkan air kemuka pak Angsa. Cepat-cepat Pak Angsa menutupi mukanya.
            Menjelang malam, wekwek pulang kekandang. Ia berjalan lunglai dengan perut keroncongan. “wekwek….lapar sekali,” keluhnya. “Kenapa malam selalu gelap? Kalau begini aku tidak bisa mencari makan.”
Untunglah Pak Angsa yang baik hati memberinya makanan. “ini, makanlah! Dan segeralah tidur!”
“Oho….terimakasih!’ kata wekwek. Ia segera makan dengan lahap. ‘ingat, segeralah tidur dan jangan membuat gaduh agar tidak mengganggu tetanggamu yang ingin istirahat, “ pesan Pak Angsa.
Tapi Wekwek tak menghiraukan nasihat itu. Usai makan, Ia bernyanyi-nyanyi rebut. “Wek wek wek…..aku bahagia! Perut kenyang, perutku kenyang! Wek wek wek……hatiku senang!”
Rumah pak jago disamping rumah Pak Wekwek. Wekwek bernyanyi sampai larut malam. Pak jago merasa tergangu dan tidak bisa tidur. Berkali-kali ia p[indah tempat tidur, tapi nyanyian Wekwek terus mengganggu.
“kalau aku tidak segera tidur, aku besok akan terlambat berkokok.” Keluh Pak Jago. Ia segera meloncat kedahan yang tidak begitu tinggi. Hap…! Tapi, suara Wekwek masih mengganggu. Pak Jago mencari dahan yang lebih tinggi lagi. Hap…hap..hap…!
“kenap kesini Pak Jago?” Tanya Bu Pipit “tempatmu dibawah sana.” Pak Jago tersenyum kecut. “ Maaf, bolehkah aku tidur disini? Wekwek tidak mau berhenti bermain. Ia terus benyanyi dengan suara yang rebut.”
“Baiklah, “ kata Bu Pipit ramah. “Tidurlah disana,” Bu Pipit menunjuk sebuah dahan asam aygn nyaman. “Terimakasih,” kata Pak Jago.
            Pagi pun tiba.mereka semua bangun pagi. Hari ini mereka ada kegiatan dan senam bersama. Pak Angsa sebagai Guru mereka. “Hari ini kita akan membahas dan belajar tentang bagaimana cara mengerami telur” wekwek terus rebut dan tidak mau mendengar Pak Angsa member pelajaran. Pak Angsa menegur, duduklah yang tenang dan perhatikan pelajaran!”
“Aaaah…bosan belajar terus,” bantah Wekwek. “Aku mau bermain!”
“Tidak kata Pak Angsa. “Duduklah dan perhatikan! Simaklah pelajaran agar kau tidak menjadi anak yang bodoh.”
‘Tidak mau,” bantah Wekwek. Aku mau bermain.”
Wekwek bermain dan meninggalkan sekolah menuju rawa dan bermain-main.”
“Tralala…aku gembira. Bermain membuat hatiku gembira. Aku tak maubelajar dan bekerja. Aku hanya ingin bermain dan bergembira.”
Beberapa hari kemudian, penghuni rawa mulai bertelur. Burung Pipit bertelur empat butir. Ayam bertelur delapan butir, Bangau bertelur tiga butir, Angsa bertelur lima butir, dan Wekwek bertelur dua butir.
            Mereka mengerami telur disarang masing-masing. Pipit didahan asam. Ayam disemak-semak. Angsa ditepi rawa. Bangau diatas pohon akasia. Tapi, Wekwek binging hendak mengerami telurnya dimana. Sarangnya berantakan karena setiap hari ia hanya bermain-main saja.
            Wekwek memanggil-manggil Bu Bangau, ‘Ayolah ajari aku mengerami telur.” Pintanya memelas. Tapi, bu Bangau belum begitu mahir mengerami telur. “Aku baru belajar, Wekwek, jadi aku minta maaf karena tidak bisa mengajarimu.”
“kalau begitu bagaimana jika telur iniku titipkan saja kepadamu?”
Bu Bangau menolak. “sarangku sudah penuh dengan telurku sendiri. Cobalah kau titipkan pada Bu Pipit. Barang kali ia mau.
            Wekwek pun mendatangi Bu pipit. Namun, begitu ia mengutarakan niat itu, bu Pipit berperanjat. “apa? Menitipkan telur? Aduh, maaf, Wekwek. Aku tidak bisa. Telurku akan pecah tertindih telurmu. Telurku kan kecil-kecil.”
‘Oh, alangkah malangnya nasibku,” keluh Wekwek.
“kenapa kau tidak menitipkannya pada Bu ayam saja?”
Wekwek mendatangi Bu ayam untuk menitipkan telur. Namun, Bu Ayam juga menolak. “maaf, Wekwek. Bukannya aku tak mau menolong. Tapi telurku sudah terlalu banyak. Aku khawatir tidak akan bisa merawatnya dengan baik,” alasannya.” Cobalah kau titipkan saja pada Bu Angsa.”
“bu Angsa?” Tanya Wekwek, enggan. ‘pasti dia tidak akan mau karena menyepelekan pelajaran yang diberikan oleh suaminya.”
Tapi, akhirnya Wekwek mendatangi Bu Angsa juga. “Bolehkah aku menitipkan telur?’ tanyanya.
“Apa?” bu Angsa terkejut. “jadi, telurmu belum kau erami?”
Wekwek menggelengkan kepala. Bu Angsa khawatir. “ini sudah berapa hari, Coba? Baiklah, aku akan mengeraminya. Tapi, aku tidak janji telur itu akan menetas, sebab bisa jadi telur itu sudah rusak karena tidak kau erami beberapa hari.”
Tak beberapa lama kemudian, telur-telur itu mulai menetas. Bu pipit gembira. Telurnya yang menetas pertama. Disusul bu Bangau dan Bu Ayam. Seluruh telur mereka menetas. Telur Bu Angsa menetas beberapa hari kemudian. Tapi, diantara telur-telur itu, ada dua butir yang tidak menetas. Warnanyna yang semula kemudian, kini agak hitam. Itu adalah telur wekwek. ‘telurmu tidak bisa menetas,” kata Bu Angsa, sedih. Wekwek menangis tersedu-sedu didepan telurnya yang membusuk. Ia menyesal. Ini semua gara-gara ia tidak mau memperhatikan pelajaran yang telah di ajarkan Pak Angsa.


HIKMAH YANG DAPAT DIAMBIL
            Kita harus memperhatikan ketika guru atu orang yang sedang memberikan pelajaran kepada mereka. Sehingga kita bisa memahami apa yang diajarkan oleh guru kita. Sehingga kita tidak seperti Wekwek yang tidak bisa mengerami telurnya sendiri. Karena dia tida memperhatikan pelajaran dengan baik.
  

RUMAH BARUKU



Permainan rumah-rumahan merupakan permainan yang sangat mengasikkan bagi anak-anak. Sepertinya, permainan ini sangat tidak membosankan. Karena, banyak aneka permainan yang bisa bermunculan dari permainan ini. Misalnya, bermain peran dengan adanya kakak dan adik, atau menjadi ayah dan ibu, atau menjamu tamu, memasak, membereskan rumah, bermain anak-anakan, berpura-pura sedang menidurkan bayinya, dan masih banyak lagi.
            Permainan ini sangat menyenangkan bukan. Bahkan, kegiatan yang dilakukan anak-anak ini mengingatkan kita pada dunia masa kecil dulu, sangat indah sekali. Jadi, untuk mengajak anak memulai aktifitas permainan ini, kita bisa mulai dengan menggunakan kotak kardus bekas/rumah yang terbuat dari kain.
a.       Cara Permainan
·         Buatlah gambar pintu yang ukurannya cukup buat si kecil untuk keluat masuk dengan mudah. Jika ingin membuat pintu yang dapat dibuka dan ditutup, sisikan satu bagian tinggi pintu jangan sampai terpotong.
·         Sebagai pegangan pintu dapat digunakan sendok yang diikat ke kotak kardus dengan sekrup panjang. Atau dapat juga dengan cara memberi lubang sedikit lebih besar dari jari-jari si kecil.
·         Gunakan silotip bening untuk menutup bagian-bagian yang tajam.
·         Gambar dan potonglah dua jendela di sisi kiri dan kanan rumah dan ajarilah si kecil menghias bagian luar “rumah” dengan krayon atau pensil warna.
·         Mintalah si kecil masuk kedalam rumah. Si kecil akan senang keluar masuk “rumah barunya” bila ia sudah terbiasa. Dia dapat diajari mengucapkan salam dan menjawab salam setiap kali dia memasuki rumahnya. Mungkin saja dia akan mulai membawa mainannya kedalam rumah, mengelluarkannya kembali, dan menggantikan dengan benda-benda kesukaannya kembali, karena pada usia ini si kecil juga senang membawa sesuatu dari suatu tempat ke tempat yang lain.
b.      Manfaat Permainan
·         Interaksi bahasa.
·         Kemampuan koordinasi motorik kasar.
·         Pemahaman tentang “di luar dan di dalam” rumah kardus.
·         Pemahaman tentang keamanan dan kepemilikan sesuatu.
·         Pemahaman tentang “buka” dan “tutup”.
·         Mengucap salam dam menjawab salam.
·         Mengenal greeting.
·         Belajar mengorganisasi menata rumah agar nyaman.
·         Mengasah emosional jika bermain dengan saudara/temannya karena adanya permainan yang bersifat kerja sama, belajar berbagi, menyayangi, melayani, memberi, menerima, dan lain-lain.
·         Kita juga bisa mengajarkan permainan berdagang sederhana dengan bermain jual-jualan, dan lain-lain

Jumat, 20 Januari 2012

Asad dan Kupu-Kupu Warna-Warni






Di akhir pekan, Asad berkunjung ke kakeknya. Dua hari berlalu begitu cepat, dan sebelum Asad mengetahuinya, Ayahnya telah tiba untuk membawanya pulang. Asad mengucapkan selamat tinggal pada kakeknya dan duduk di dalam mobil. Ia melihat keluar jendela, menanti Ayahnya mengumpulkan barang-barangnya. Seekor kupu-kupu hinggap di sebuah bunga tak jauh darinya, mengibaskan-ngibaskan sayap, dan terbang ke jendela mobil.

“Kamu mau pulang ke rumah, Asad?” tanya kupu-kupu itu dengan suara kecil.
Asad sangat terkejut. “Kamu tahu siapa diriku?” tanyanya.
“Tentu saja aku tahu,” senyum kupu-kupu mengembang. “Aku mendengar kakekmu menceritakan dirimu pada tetangga-tetangga.”
“Mengapa tidak dari dulu kamu datang dan bicara denganku?” Asad ingin tahu.
“Aku tak bisa, karena aku berada dalam sebuah kepompong di atas pohon dalam taman,” kupu-kupu itu menjelaskan.
“Sebuah kepompong? Apa itu?” tanya Asad, yang senantiasa ingin tahu.
“Mari kujelaskan semua dari awalnya,” kata kupu-kupu itu sambil menghirup udara dang-dalam. “Kami, kupu-kupu, menetaskan telur menjadi ulat-ulat kecil. Kami memberi makan diri kami dengan mengerumuti dedaunan. Kemudian, kami gunakan cairan yang keluar dari tubuh kami seperti benang, dan membungkus diri kami di dalamnya. Bungkusan kecil hasil tenunan kami disebut sebagai sebuah kepompong. Kami menghabiskan waktu beberapa lama di dalam bungkusan itu sambil tumbuh berkembang. Ketika kami bangun dan keluar dari kepompong, kami mempunyai sayap-sayap cerah berwarna-warni. Kami menghabiskan sisa hidup kami dengan terbang dan memberi makan diri kami dengan bunga-bungaan.”
Asad mengangguk-angguk penuh pemikiran. “Maksudmu, semua kupu-kupu berwarna-warni itu dulunya adalah ulat-ulat, sebelum mereka menumbuhkan sayap?”Asad punya banyak sekali pertanyaan yang ingin diajukannya pada teman barunya. “Bagaimana caramu merencanakan perubahan ini? Maksudku, kapan kamu keluar dari sebuah telur, berapa lama kamu menjadi seekor ulat bulu, dan bagaimana kamu membuat benang untuk menenun kepompongmu?”
“Aku tidak merencanakan apapun,” kupu-kupu itu dengan sabar menjelaskan. “Allah telah mengajari kami apa yang perlu kami lakukan, dan kapan kami harus melakukannya. Kami hanya bertindak sesuai dengan kehendak Allah.”
Asad benar-benar terkesan. “Pola-pola di sayapmu sangat indah. Semua kupu-kupu memiliki corak yang berbeda-beda, bukankah begitu? Mereka betul-betul berwarna-warni dan menarik perhatian!”
“Itulah bukti kesenimanan Allah yang tak tertandingi. Ia menciptakan kita satu demi satu, dengan kemungkinan cara yang paling indah,” temannya menjelaskan.
Asad menyetujuinya dengan antusias: “Tidak mungkin kita mengabaikan hal-hal indah yang telah Allah ciptakan. Ada ratusan contoh di sekeliling kita!”
Kupu-kupu setuju: “Kamu benar, Asad. Kita mesti berterimakasih pada Allah atas segala berkah ini.”
Asad melihat ke arah punggungnya. “Ayahku datang. Tampaknya kami akan segera berangkat. Luarbiasa sekali bisa bertemu denganmu. Bisakah kita berbicara lagi ketika aku datang minggu depan?”
“Tentu saja,” kupu-kupu mengangguk. “Semoga selamat di perjalanan sampai ke rumah.”

Segala sesuatu di langit dan bumi memuja Allah ... (Surat Al-Hadid, 1)
Tidakkah kalian melihat bahwa Allah mencurahkan air dari langit, dan dengannya Ia menumbuhkan buah-buahan beraneka jenis? Di pegunungan, terdapat lapisan-lapisan merah dan putih, bayang-bayang yang beranekaragam, dan batu-batu hitam legam. Manusia dan hewan, serta ternak, juga beraneka warna. Hanya pelayanNya yang berpengetahuan yang takut kepada Allah. Allah adalah Yang Maha Kuasa, Maha Memaafkan (Surat Fatir: 27-28).

HIKMAH CERITA :
          Seperti yang telah dicerita kan dalam dongeng ini, kita harus bekerja keras, berusaha dan bersikap sabar dalam hal apapun seperti yang dilakukan oleh kupu-kupu, karena Segala sesuatu berasal dari Allah, oleh karena itu kita harus bersyukur atas segala berkah yang telah Allah berikan, kita pun harus mematuhi apa yang telah diperintahkan oleh Allah dan menjauhi segala larangan nya.  kita diciptakan Allah berbeda-beda karena Allah maha segalanya, oleh karena itu kita harus menjadi manusia yang mempunyai sifat bersyukur dan selalu mentaati perintah Allah.